Garum, 11 Nopember 2009
Enam warga desa penerima manfaat PNPM-Perdesaan menjadi finalis Citi Micro-Entrepreneurship Awards (CMA) 2009.
Warga desa penerima manfaat PNPM-Perdesaan menjadi langganan finalis ajang CMA. CMA merupakan penghargaan bagi pengusaha mikro agar lebih percaya diri dan berkembang. Ajang tahunan ini diselenggarakan oleh UKM Center-Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) bekerjasama dengan sejumlah institusi swasta. CMA 2009 ini merupakan gelaran tahun ketiga hajatan orang-orang FEUI.
Pada 2007 dan 2008, sejumlah penerima manfaat program menggondol piala CMA dan hadiah berupa uang tunai. Bahkan pada 2008, penerima manfaat PNPM-Perdesaan menyapu bersih penghargaan tertinggi CMA dari setiap kategori. Hal itu menunjukkan bahwa kualitas pembinaan oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK), yang dibentuk masyarakat dan berbasis di setiap kecamatan lokasi program, tak kalah dengan institusi/perusahaan maju. Perlu diketahui, pengurus UPK merupakan warga desa di kecamatan yang bersangkutan, yang dipilih dan ditetapkan oleh forum musyawarah masyarakat. Mereka bekerja sebagai volunteer, tidak mendapatkan gaji.
Pada CMA 2009 terdapat tiga kategori yang diperlombakan, yakni Perdagangan dan Jasa; Industri Makanan, Minuman dan Bahan Pangan; serta Industri Kerajinan dan Produk Lainnya. Di Kategori Perdagangan dan Jasa, ada Didik Marwanto dan Sarni. Didik menjalankan usaha sablon di bawah binaan UPK Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah. Sedangkan Sarni adalah binaan UPK Batuwarno, Wonogiri, Jawa Tengah, dengan usaha kelontongnya.
Di kategori Industri Makanan, Minuman dan Bahan Pangan, ada Tasmuah. Di kategori ini, Tasmuah satu-satunya pemanfaat PNPM-Perdesaan yang menjadi finalis. Namun, kans warga desa binaan UPK Kajen, Pekalongan, Jawa Tengah ini, untuk menjadi pemenang CMA 2009 cukup besar. Hal itu dilihat dari keunikan usaha yang digelutinya, yakni membuat rengginang dari singkong. Selama ini, rengginang diketahui berbahan dasar beras/ ketan.
Sebaliknya, tiga dari enam finalis di kategori Industri Kerajinan dan Produk Lainnya, adalah penerima manfaat PNPM-Perdesaan. Di kategori ini ada Ni Made Muliani, binaan UPK Kerambitan, Tabanan, Bali, yang mengusahakan kerajinan Ingke; ada juga Ni Ketut Yasa Tapa binaan UPK Tembuku, Bangli, Bali, dengan usaha anyaman bambunya; serta Nurlaily dari UPK Curio, Enrekang, Sulawesi Selatan, yang merupakan pengrajin benang sutera.
Keenam finalis tersebut merupakan pemanfaat dana bergulir dari PNPM-Perdesaan, baik melalui mekanisme Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) maupun Usaha Ekonomi Produktif (UEP). Mereka akan bersaing dengan 12 finalis lain (masing-masing kategori terdiri atas 6 finalis) yang merupakan binaan institusi keuangan atau perusahaan swasta di tanah air. Tahap penilaian akan berlangsung Selasa (10/10) dan pemenangnya diumumkan keesokan harinya, Rabu (11/10). Selamat berjuang, semoga berhasil!
Sumber : PPK
Pada CMA 2009 terdapat tiga kategori yang diperlombakan, yakni Perdagangan dan Jasa; Industri Makanan, Minuman dan Bahan Pangan; serta Industri Kerajinan dan Produk Lainnya. Di Kategori Perdagangan dan Jasa, ada Didik Marwanto dan Sarni. Didik menjalankan usaha sablon di bawah binaan UPK Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah. Sedangkan Sarni adalah binaan UPK Batuwarno, Wonogiri, Jawa Tengah, dengan usaha kelontongnya.
Di kategori Industri Makanan, Minuman dan Bahan Pangan, ada Tasmuah. Di kategori ini, Tasmuah satu-satunya pemanfaat PNPM-Perdesaan yang menjadi finalis. Namun, kans warga desa binaan UPK Kajen, Pekalongan, Jawa Tengah ini, untuk menjadi pemenang CMA 2009 cukup besar. Hal itu dilihat dari keunikan usaha yang digelutinya, yakni membuat rengginang dari singkong. Selama ini, rengginang diketahui berbahan dasar beras/ ketan.
Sebaliknya, tiga dari enam finalis di kategori Industri Kerajinan dan Produk Lainnya, adalah penerima manfaat PNPM-Perdesaan. Di kategori ini ada Ni Made Muliani, binaan UPK Kerambitan, Tabanan, Bali, yang mengusahakan kerajinan Ingke; ada juga Ni Ketut Yasa Tapa binaan UPK Tembuku, Bangli, Bali, dengan usaha anyaman bambunya; serta Nurlaily dari UPK Curio, Enrekang, Sulawesi Selatan, yang merupakan pengrajin benang sutera.
Keenam finalis tersebut merupakan pemanfaat dana bergulir dari PNPM-Perdesaan, baik melalui mekanisme Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) maupun Usaha Ekonomi Produktif (UEP). Mereka akan bersaing dengan 12 finalis lain (masing-masing kategori terdiri atas 6 finalis) yang merupakan binaan institusi keuangan atau perusahaan swasta di tanah air. Tahap penilaian akan berlangsung Selasa (10/10) dan pemenangnya diumumkan keesokan harinya, Rabu (11/10). Selamat berjuang, semoga berhasil!
Sumber : PPK


Komentar :
Posting Komentar